Marhaban Ya Ramadhan


Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dinantikan umat Islam di berbagai penjuru dunia. Bulan yang menjadi simbol ketaqwaan dan kancah untuk berlombalomba dalam kebaikan. Bulan yang diistimewakan dengan diwajibkannya ibadah puasa; menahan lapar dan dahaga demi menggapai cinta dan ridha-Nya. Tak heran, tatkala bulan ini tiba, lantunan ‘marhaban’ pun diungkapkan. Ramadhan saatnya memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. It’s time to recharge yourself.
Marhaban barasal dari kata rahb yang berarti luas atau lapang. Marhaban menggambarkan suasana penerimaan tamu yang disambut dan diterima dengan lapang dada, dan penuh kegembiraan. Marhaban ya Ramadhan (Selamat Datang Ramadhan) dapat diartikan bahwa umat Islam menyambut Ramadhan dengan lapang dada, penuh kegembiraan, tidak dengan keluhan.

Rasulullah SAW pun senantiasa menyambut gembira setiap Ramadhan datang. Hal ini terungkap dalam sabda beliau: “Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan. Allah telah mewajibkan atas kamu berpuasa. Di dalam bulan Ramadhan dibuka segala pintu surga dan dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu seluruh setan. Padanya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam itu maka sesungguhnya dia telah dijauhkan dari kebajikan.” (HR. Ahmad)

Tentunya, dengan kedatangan Ramadhan, umat Islam tidak sekedar mengucapkan selamat datang. Lebih dari itu, umat Islam pun mengharapkan agar jiwa raganya diasah dan diasuh untuk melanjutkan perjalanan menuju Allah SWT. Perjalanan menuju Allah SWT itu dilukiskan oleh para ulama sebagai perjalanan yang banyak ujian dan tantangan. Ada gunung yang harus didaki, itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar yang hebat, bahkan banyak perampok yang mengancam, serta iblis yang merayu, agar perjalanan tidak dilanjutkan. Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan saat itu akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat yang indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga. Dan bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya.

Untuk sampai pada tujuan tentu diperlukan bekal yang cukup. Bekal itu adalah benih-benih kebajikan yang harus kita tabur di dalam jiwa kita. Tekad yang keras dan membaja untuk memerangi nafsu, agar kita mampu menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat dan tadarrus, serta siangnya dengan ibadah kepada Allah melalui pengabdian untuk agama.


Ramadhan Bulan Berkah

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari -hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqoroh :185). 

Allah SWT telah memilih Ramadhan sebagai bulan yang istimewa, yang namanya disebutkan dalam Al Qur-an. Jika Allah berkehendak, tentu ada suatu maksud tertentu di balik kehendakNya itu. Allah SWT mengutus Rasulullah dengan satu maksud, untuk menyampaikan risalah-Nya. Begitu halnya dengan bulan Ramadhan, sebab Allah tidak akan mengatakan Ramadhan sebagai bulan istimewa jika tidak ada sesuatu di balik itu. Rasulullah SAW, ketika berada di penghujung bulan Sya'ban, selalu mengatakan kepada sahabatnya: “Telah datang padamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka sambutlah kedatangannya. Telah datang bulan shiyam membawa segala keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.” (HR. Ath-Thabrani).

Sejatinya, Ramadhan sebagai bulan berkah lantaran di bulan ini begitu banyak kebaikan yang diperoleh umat Islam yang meliputi ukhrowi dan duniawi. Di antara keberkahan tersebut adalah dengan menjalankan puasa Ramadhan.

Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Pada malam pertama bulan Ramadhan syetan-syetan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pun pintu yang terbuka dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satu pun pintu yang tertutup, ketika itu ada yang menyeru: Wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah.”

Allah SWT memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadhan . Keberkahan lainnya lagi adalah dalam menjalankan shalat malam (shalat tarawih). Begitu pula pada bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan, yaitu malam Lailatul Qadar.

Inilah di antara keberkahan ukhrowi yang bisa diperoleh. Namun ada satu sisi kebaikan lainnya, yang mana ini tidak kalah pentingnya, yaitu bulan Ramadhan adalah saat yang tepat untuk memperbaiki diri sehingga selepas bulan Ramadhan seseorang bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga, kita semua termasuk orang-orang yang bisa dan terus memperbaiki diri dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aamiin...

Posting Komentar