Valentine's Day dan Kasih Sayang ala Islam


BULAN Februari, tepatnya tanggal 14, sebagian penduduk di dunia merayakan hari Kasih Sayang (Valentine's Day), hari dimana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Perayaan ini pun menjadi event ‘resmi’ yang seolah wajib dirayakan dan tak boleh dilewatkan khususnya bagi para remaja atau usia muda. Tak terkecuali, di Indonesia.

Simak saja, saat Anda berjalan ke luar rumah dan melintas pusat perbelanjaan atau mal, beragam spanduk, banner, dan materi promosi terkait Valentine's Day dapat dengan mudah dijumpai. Ya, suka atau tidak, memang Valentine's Day sudah menjadi industri.Lalu, bagaimana menyikapi fenomena yang telah ‘mengindustri’ dan menjadi tradisi pula di negeri ini?

Maksudnya, jangan mengikuti apa yang tidak kamu ketahui dan tidak penting bagimu. Jika kita memiliki pengetahuan, maka manusia boleh menetapkan suatu hukum berdasarkan pengetahuannya itu (Tafsir Imam Qurthubi).

"... Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya" Maksudnya masing-masing dari semua itu ditanya tentang apa yang dilakukannya. Hati ditanya tentang apa yang dia pikirkan dan dia yakini. Pendengaran dan penglihatan ditanya tentang apa yang dia lihat, dan pendengaran ditanya tentang apa yang ia dengar. Semua anggota tubuh akan diminta pertanggungjawaban di hari kiamat  (Tafsir Imam Qurthubi, Ibnu Katsir).

Sebagai seorang muslim tentunya lebih bijak pula untuk bertanya, apakah kita akan mengikuti begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam? Apakah kita akan mengikuti begitu saja sesuatu yang menurut hati juga tidak ‘sreg’, tetapi merasa terdorong harus ikut karena kebanyakan orang juga merayakannya? Patut juga kiranya menyimak firman Allah SWT seperti yang tercantum dalam Surat Al An’am ayat 116.“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”

Bisa juga disimak sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.

Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang adalah hal yang baik.Tetapi bukan semenit atau satu hari.Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan, Rasulullah SAW mengingatkan hal tersebut dan bersabda: ”Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.

Posting Komentar