Islam, Agama Kasih Sayang


Islam sangat menjunjung tinggi kasih sayang.Begitu banyak ayat Al Quran dan Sunnah yang menjelaskan hal itu. Dalam Surat Al Anbiya’:107, Allah SWT berfirman: "Kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat (kasih sayang) bagi seluruh alam". Senada dengan itu, Rasulullah SAW pun bersabda: "Orang-orang yang penyayang akan disayangi Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah siapa yang ada di atas muka bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh siapa yang ada di langit" (HR. Tirmidzi).

Dalam mengajarkan kasih sayang, Islam tidak cukup hanya dengan memaparkan konsep global, tetapi juga menjabarkannya secara terperinci. Misalnya, menyebutkan beragam gambaran secara detil dan menggambarkan dengan begitu jelas implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari orang terdekat, yakni anak dan istri, hingga manusia terjauh baik dari sisi kekerabatan maupun agama, Semua berhak mendapat kasih sayang sesuai dengan porsi dan aturan yang telah digariskan agama. Bahkan, kasih saying tidak cukup hanya antar-manusia,  binatang dan tumbuhan pun mendapatkan jatah kasih sayang. Mengenai kasih sayang terhadap anak, kiranya bisa disimak salah satu kisah di bawah ini.

Suatu saat Rasulullah SAW mencium (cucu beliau) Al-Hasan bin ’Ali dan saat itu ada Al-Aqra’ bin Habis at-Tamimy duduk di samping beliau. Serta merta Al-Aqra’ berkomentar, "Aku memiliki sepuluh anak, sungguh tidak pernah satupun di antara mereka yang kucium".Maka, Rasulullah SAW pun memandangnya seraya berkata, "Barang siapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi" (HR. Bukhari dan Muslim).

Untuk memotivasi sifat saling menyayangi sesama muslim, selain dengan menjelaskan hak dan kewajiban di antara mereka, Nabi Muhammad SAW pun membuat sebuah perumpamaan yang sangat indah, tentang bagaimana seharusnya kaum muslimin berkasih sayang di antara mereka. "Perumpamaan kaum mukminin dalam ukhuwah, kasih sayang dan kepedulian sesama mereka bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh bagian tubuh akan bersolidaritas  dengan ikut begadang dan merasa sakit" ( HR. Bukhari dan Muslim).

Islam pun menerangkan jalan yang seharusnya ditempuh untuk mengantarkan kepada terciptanya kasih sayang tersebut. Di antaranya, dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian kutunjukkan tentang sesuatu yang jika kalian praktekkan niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian" (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA).

Dalam menebarkan kasih sayang, Islam tidak hanya berhenti dalam wilayah sesama muslim saja, tetapi juga merambah hubungan dengan non-muslim. Rasulullah SAW bersabda: "Demi Allah, tidaklah seorang pun dari umat ini, entah itu Yahudi atau Nasrani, yang mendengar tentang diriku, lalu ia mati dalam keadaan belum beriman dengan risalahku, melainkan ia akan menjadi  penghuni neraka" (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA).

Andaikan mereka enggan masuk Islam dan tidak memerangi kaum muslimin, mereka tetap berhak untuk disikapi secara lahiriah dengan  baik. "Allah tidak melarang kalian berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian dalam urusan agama dan tidak mengusir kalian dari kampung halaman kalian. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." (Al Mumtahanah:8).

Islam pun  selain memperhatikan kasih sayang sesama manusia,juga mengajarkan kasih sayang kepada penghuni bumi lainnya, yaitu binatang dan tetumbuhan. Abdullah bin Mas’ud RA mengisahkan, suatu hari kami bepergian beserta Rasulullah SAW, di tengah perjalanan, beliau memisahkan diri untuk menunaikan hajat.

Saat itu kami melihat induk burung bersama kedua anaknya yang masih kecil.Maka kami mengambil dua anak burung itu.Induk burung pun mengepak-epakkan sayapnya gelisah. Manakala Nabi SAW datang beliau bertanya, “Siapa yang menyakiti burung ini (dengan mengambil) anaknya? Kembalikan anaknya kepada sang induk!”.Beliau juga melihat ada perkampungan sarang semut telah dibakar. Beliaupun berkata, “Siapa yang membakar ini?”. “Kami”. “Tidak pantas menyiksa dengan api kecuali Penguasa api” (HR. Abu Dawud).

Tidak cukup hanya mengajarkan kasih sayang semasa hidup para hewan tersebut, bahkan Islam juga memerintahkan agar mempraktekkan kasih sayang, sampaipun di detik-detik akhir hidup para hewan tersebut, yakni manakala kita bermaksud untuk menyembelihnya. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan baik dalam segala sesuatu. Jika kalian akan membunuh, bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian akan menyembelih sembelihlah dengan cara yang baik, hendaklah kalian mengasah pisau kalian dan menenangkan hewan yang akan disembelihnya” (HR. Muslim).

Tentunya, banyak contoh yang bisa menggambarkan kasih saying dan itu semua pada gilirannya menggambarkan betapa ajaran Islam sangatlah menjunjung kasih sayang.•AS- dari berbagai sumber.

Posting Komentar